Oleh: Rendra
Aku merindukan mata bayi
setelah aku dikhianati mata durjana.
Aku merindukan mata hari
karena aku dikerumuni mata gelap.
Aku merindukan mata angin
karena aku disekap oleh mata merah saga.
Wahai, mata pisau! Mata pisau di mana-mana
Mata batin! Mata batin!
Hadirlah kamu!
Hadirlah kamu di saat yang rawan ini.
Wahai, mata batin!
Kedalaman yang tak terkira.
Keluasan yang tak terduga.
Harapan di tengah gebalau ancaman.
Label: Rendra, sajak, syair, syair puisi
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)